Jika kamu rendah hati, tak ada satupun yang dapat mengusikmu; baik itu pujian maupun makian, sebab kamu tahu siapa dirimu sebenarnya.

Monday, May 9, 2011

Seperti Roda . . .

Kita pasti sering mendengar bahwa hidup itu seperti roda, kadang diatas, kadang dibawah.
Saat ini, yang saya tulis bukan soal roda kehidupannya, tapi lebih pada kala kita berada dibawah . . .

Apa yang kita rasakan ketika kita berada dibawah, jatuh, dan terinjak? Pasti sakit.
Tentunya . . . karena kita manusia normal. Tapi pernahkah kita menyadari kenapa kita harus ada dalam masa-masa sakit tersebut? Kenapa kita harus melewatinya?

Sepanjang yang saya tahu dalam kehidupan saya, rasa sakit itu pasti membawa kita pada "sesuatu".
Seperti besi, ketika ia semakin ditempa, ia akan semakin indah, semakin cantik, semakin elok.
Sama halnya seperti kehidupan kita. Mudah saja, tanpa ada rasa sakit itu, kita tidak akan pernah tahu apa rasanya senang bukan? Bagaimana kita tahu sesuatu itu nikmat, jika kita tidak pernah merasakan sulit?

Orang yang tumbuh dalam kesenangan, tidak mengetahui kadar bencana dan derita
dan susah untuk mengasihi orang yang tertimpa oleh bencana dan derita.

Buat saya, rasa sakit itu ujian. Bukan Tuhan . . . karena Tuhan tidak pernah mencobai manusia. Tapi itu adalah siklus hidup yang harus kita lalui. Jika kita kembali ke masa penciptaan manusia, Hawa telah memakan buah terlarang sehingga ia jadi tahu yang baik dan yang buruk. Sebelumnya, hidup Adam dan Hawa telah sangat nikmat di Taman Eden. Jadi, kembali lagi, bahwa rasa sakit itu adalah bagian dari siklus kehidupan; bagian dari yang baik dan yang buruk.
{Bdk. Yakobus 1:13-15}

Karena rasa sakit adalah sebuah siklus hidup, buat saya itu adalah bagian dari mendewasakan seseorang. Kenapa rasa sakit itu ujian? Ujian bagaimana kita dapat melaluinya dengan apapun suasana hati kita hingga menjadikan kita pribadi yang kuat.

Apa arti sesungguhnya kalimat "Ujian bagaimana kita dapat melaluinya dengan apapun suasana hati kita hingga menjadikan kita pribadi yang kuat"?

Satu jawaban singkat untuk pertanyaan terakhir saya tersebut adalah melalui peribahasa ini:
"Orang yang lemah akan punya 1000 alasan untuk menyudahi,
tapi orang kuat akan selalu mencari cara untuk bisa bertahan, sekecil apapun harapannya."

Selamat berkarya!
Tuhan memberkati.

No comments:

Post a Comment