Jika kamu rendah hati, tak ada satupun yang dapat mengusikmu; baik itu pujian maupun makian, sebab kamu tahu siapa dirimu sebenarnya.

Monday, May 2, 2011

Memilih susu bayi setelah lepas ASI

Susu formula!
Banyak ibu-ibu menggantungkan dirinya pada susu formula . . .

Hal ini bukan sesuatu yang salah . . karena memang ada waktunya sang buah hati harus meninggalkan ASI dan beralih ke susu formula. Pada umumnya di usia 1 tahun, sang anak yang mulai tumbuh menjadi bocah, akan memulai membiasakan diri meminum susu formula. Ada ibu-ibu yang diberi anugerah lebih, sehingga bisa memberi sang anak ASI sampai usia 2 tahun. Puji Tuhan!



Namun, jaman sekarang, tidak sedikit ibu-ibu yang malas menyusui bayinya dan langsung mengalihkan diri ke susu formula. Nah ini yang memprihatinkan.
Kurangnya kesadaran para ibu-ibu ini akan manfaat ASI membuat keegoisan mereka lebih "bermain" dibandingkan rasa sayang terhadap anak. Kebanyakan mereka karena gengsi. Gengsi terhadap apa? Banyak!. . . Antara lain:

(1) Gengsi terhadap jeleknya payudara setelah memberi ASI.
(Padahal ini salah! Jika memberikan ASI dengan cara yang benar, bukan ini penyebab utama jeleknya payudara)

(2) Gengsi karena memberi susu formula kepada sang buah hati berarti MEMBELI. Membeli berarti PUNYA UANG. Punya uang berarti BERADA/KAYA.
(Waduh...ini penghargaan diri yang salah . .  mengorbankan sang anak demi "terpandangnya" orang tua. Tak terbayangkankah nutrisi yang tidak didapat sang anak karena tidak diberi ASI? Kalau ini terjadi pada Anda, evaluasi kembali, cinta Ibu seperti apa yang Anda miliki terhadap anak Anda sehingga sebegitu teganya Anda memperlakukannya seperti itu.)

(3) Gengsi karena terpaksa harus menyusuinya di depan umum.
(Saat ini sudah banyak peralatan untuk membantu Anda menyusui si kecil di tempat umum. Seperti, memeras susu sebelum bepergian lalu masukkan ke termos (ice) susu, lalu selalu sediakan kain penutup yang saat ini banyak dijual bebas untuk menutupi payudara Anda selama menyusui di tempat umum, dll. Memang membutuhkan niat tersendiri untuk menyiapkan itu semua sebelum Anda bepergian. Sekali lagi, itu semua tergantung seberapa besar cinta Anda terhadap sang buah hati untuk memberinya nutrisi yang tepat dan layak.


Setelah masa lepas ASI, banyak ibu bingung untuk memilih susu apa yang tepat bagi si bayi. Sebagai referensi saja (karena setiap ibu punya caranya sendiri), berikut ini beberapa cara saya waktu itu memilih susu bayi:

1. Berdasarkan hasil tanya-jawab dengan beberapa Dokter Spesialis Anak terbaik di Jakarta dan membaca beberapa buku tentang ensiklopedia bayi, ini kesimpulannya:

(a) Semua mengatakan tidak ada satupun susu formula yang menyaingi kedahsyatan nutrisi ASI, walaupun beberapa susu formula tertentu mengklaim merekalah susu formula terbaik karena bernutrisi seperti ASI. Percayalah! Itu tidak benar. Karena, ASI dirancang oleh Tuhan sedemikian rupa sehingga kadar nutrisinya bisa berubah-ubah sesuai kebutuhan bayi. Ajaibnya Tuhan!
Butuh bukti? Jika bayi Anda flu, tidak perlu Anda ribut mencari obat flu untuk bayi Anda. Ia masih bayi. Obatnya hanya, berilah ia ASI sebanyak-banyaknya & bantu ia tertidur lelap (nina bobokan/dikeloni/dielus), dan dijamin ia akan sembuh begitu saja.

(b) Mahalnya susu formula tidak menjadi jaminan kehebatan susu formula tersebut. Seringkali, mahalnya susu formula adalah karena tingginya pajak impor barang yang harus dibebankan ke susu formula tersebut atau juga karena biaya research & development (R&D / Penelitian&Pengembangan) yang dibebankan ke susu formula tersebut.

(c) Bayi ASI (full ASI terutama) cenderung menyukai susu formula dengan rasa gurih, bukan cenderung manis.

(d) Tidak semua bayi mempunyai kesukaan yang sama. Percayalah! Meskipun mereka masih bayi, tapi mereka sudah punya selera atas sesuatu. Jadi jangan karena tetangga Anda membeli susu formula tertentu, lalu Anda juga memberikannya pada bayi Anda apalagi memaksakannya (padahal setelah minum susu merk itu ia muntah-muntah atau diare) lalu Anda tetap meminumkannya. Sebagai ibu, kita bisa tahu ketika bayi kita suka atau tidak suka terhadap sesuatu. Perhatikanlah raut wajahnya, senyumnya, cara ia menggerakkan tangan dan kakinya. Semua tercermin dari situ.

2. Datanglah ke supermarket dengan hati mengatakan "Aku ingin membeli susu formula untuk ... (sebut nama bayi Anda)". Sampai di rak susu bayi, gunakan hati Anda sebagai seorang Ibu untuk memilih. Anda telah mengandungnya selama 9 bulan, dan Percayalah! Anda pasti tahu apa yang ia mau. Dengarlah suara hati Anda. Atau, Anda juga dapat mengajak suami Anda (jika Anda merasa bayi Anda dekat dengan ayahnya) dan tanyakanlah pendapat suami Anda.

3. Jika Anda masih juga ragu, tidak apa. Kepekaan hati seorang ibu memang tidak bisa tumbuh dalam sekejap. Semua butuh proses. Anda beli beberapa kotak kecil susu bayi yang menurut Anda akan disukai si kecil. Minumkan kepadanya dan lihat reaksinya.



Puji Tuhan! Saat saya membelikan susu bayi untuk anak saya, ia langsung suka. Dan, sampai sekarang itulah susu formula yang ia minum.

Mommy loves Erlangga . . . .

2 comments: