Jika kamu rendah hati, tak ada satupun yang dapat mengusikmu; baik itu pujian maupun makian, sebab kamu tahu siapa dirimu sebenarnya.

Tuesday, May 31, 2011

2 menjadi 1

Kalau dari judulnya, menurut Anda, apa yang akan saya tulis?

Bukan . . . bukan traffic . . karena kalau traffic itu 3 in 1 he he . . .


Tulisan saya kali ini akan bercerita soal kehidupan pernikahan. Dua insan menjadi satu . . .
Pernahkah Anda berpikir mengapa ada istilah 2 menjadi 1 dalam pernikahan?

Kalau mengacu pada landasan agama yang saya anut, ada dasarnya . . .
Matius 19:5-6 mengatakan demikian,
"... Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

Jika direnungkan dan ditafsirkan, kalimat tersebut memiliki makna yang sangat dalam.
Dan, saya juga mendapatkan beberapa input baru mengenai arti kalimat tersebut dari seorang hamba Tuhan dalam sebuah forum yang saya hadiri. Saya merasa perlu untuk membagikannya kepada Anda . . .


Pernahkah Anda memikirkan, mengapa ayat tersebut berbunyi demikian?
Yuk . . . kita buka satu persatu . . .


Dalam ayat tersebut dikatakan, "Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya . . ."
Mengapa laki-laki yang meninggalkan ayah dan ibunya? Mengapa tidak dikatakan juga perempuan yang meninggalkan ayah dan ibunya?
Dalam sebuah pernikahan, laki-laki adalah seorang pemimpin. Maka ia harus "meninggalkan" ayah dan ibunya untuk dapat fokus memimpin keluarganya . . .

Dan, kata-kata "ayah dan ibunya" tidak murni berarti orang tua, tapi juga masa lalunya . . .
Mengapa juga masa lalunya?
Ketika sudah terikat dalam sebuah pernikahan, inilah urutan prioritas yang diterapkan:
Pertama, Tuhan;
Kedua, Pasangan kita (istri/suami) . . bukan anak, atau yang lainnya.
Seringkali, ketika menikah, kita tidak menanggalkan masa lalu kita sehingga menggeser urutan prioritas.
Contoh sederhana, ketika kita memiliki hobi otomotif. Seringkali, urutan prioritas bergeser, hobi otomotif menjadi nomor 2, setelah Tuhan; atau bahkan nomor 1.
Seringkali para suami mengatakan demikian, "Saya tidak dilayani dengan baik di rumah." atau " Istri saya juga asik sendiri." dan lain-lainnya . . .
Sebelum mengatakan hal tersebut, bercerminlah . . . Apakah Anda (para suami) sudah mengasihi istri Anda, memperlakukannya dengan baik, dan melayaninya dengan baik (menempatkannya dalam urutan nomor 2 prioritas di hidup Anda, setelah Tuhan)? Ingatlah, bahwa Anda adalah pemimpin. Salah satu tugas pemimpin adalah memberi contoh. Jika Anda tidak memberi teladan urutan skala prioritas yang benar, jangan harap istri Anda akan melakukan hal yang benar juga, karena ia mencontoh Anda.
Perlakukanlah istri Anda seperti Ratu, karena Anda adalah Raja.


Lalu kita bergeser ke point selanjutnya, ". . . sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu . . . "
Arti kalimat ini tidak hanya ditafsirkan harafiah sebagai suatu bentuk hubungan badan, namun lebih kepada: terdapat tanggung jawab besar yang diemban disana. Tanggung jawab apa?
Dalam kalimat tersebut disebutkan, ". . . melainkan satu . . .", artinya harus ada kesatuan & peleburan (dalam segala hal) untuk sebuah hubungan pernikahan; termasuk dalam hal keuangan.
Saya memiliki satu kalimat yang maknanya sangat dalam, mungkin Anda tidak menerima/mengerti makna kalimat ini sekarang, tapi suatu saat nanti pasti Anda akan mengerti.
"Jika dalam sebuah pernikahan Anda tidak menginginkan adanya kesatuan (transparansi, menyatu) dalam hal keuangan, berarti Anda sebenarnya tidak menginginkan terikat dalam sebuah pernikahan."
Mengapa? Karena, perselingkuhan (dengan pria/wanita lain, dengan hobi, atau lainnya) membutuhkan budget bukan? . . .


Kalimat terakhir dalam kutipan ayat kitab suci tersebut, "Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
Jelas kalimat ini menegaskan, bahwa hubungan pernikahan yang telah dibangun antara 2 pribadi (suami dan istri) adalah ikatan suci yang telah dipersatukan Allah . . . merupakan bagian dari rencana Allah yang sangat kompleks. Tuhan telah merencanakan untuk mempertemukan Anda dan pasangan, lalu mempersatukan Anda berdua. Ingatlah kembali masa-masa pertemuan Anda dengan pasangan Anda, dan rasakanlah betapa dahsyatnya rencana Tuhan. Jika Anda merenungkan kembali masa-masa pertemuan Anda dengan pasangan Anda, yakinlah bahwa itu pasti tak mungkin terjadi tanpa campur tangan Tuhan. Artinya, itu adalah kehendak Tuhan, bagian dari rencana-Nya yang kompleks itu.

Tuhan tidak pernah salah memilihkan tulang rusuk untuk setiap wanita. Demikian, Allah juga tidak pernah salah memberikan penolong kepada setiap pria. Ketika ada perbedaan dalam sebuah hubungan pernikahan, perbedaan itu ada untuk saling melengkapi. Jika Anda menikah dengan orang yang sama persis dengan Anda, lalu jika Anda tidak dapat memasak, berarti pasangan Anda juga tidak dapat memasak. Jika Anda pendiam dan kaku, lalu pasangan Anda juga pendiam dan kaku, maka betapa hambarnya komunikasi. Jadi, syukurilah setiap perbedaan Anda dan pasangan, karena disitulah makna Anda hadir untuk pasangan Anda. Anda hadir untuk melengkapi hidup pasangan Anda. Tuhan tidak pernah salah memilihkan pasangan dalam hidup kita. Rencana-Nya adalah rencana yang indah pada waktu-Nya.


Saya harapkan artikel ini dapat menjadi penguat hubungan pernikahan Anda.
Selamat beraktivitas! Tuhan memberkati.

No comments:

Post a Comment